Ketahanan pangan rumah tangga berhubungan dengan stunting pada anak usia 6-23 bulan
Abstract
ABSTRACT
Background: Food is one of human basic needs. If it is not fullfilled, both in their number and quality in the individual and household level will disturb the achievement of the life quality that are health, active, and sustainable and able to rise various health and nutrition problems. Stunting in children 6-23 months
was one of chronical nutrition problems that was caused by access and afford to the food still low.
Objectives: To analyze the correlation between food security of the household and stunting incidence in children aged 6-23 months in Sedayu Subdistrict, Bantul, Yogyakarta.
Methods: This was an observational study with case-control design. The samples of the study were 126 children aged 6-23 months, each for case, and control group. The samples were chosen by total sampling method. Data were analyzed by using univariate, bivariate, and multivariate. Statistic test in bivariate analysis used chi-square test and in multivariate analysis used logistic regression test.
Results: Bivariate analysis showed that food security of the household had correlation with stunting incidence in children aged 6-23 months (p=0.04, OR=2.70, 95% CI:0.94-8.77). The confounding variable which had significant correlation with stunting incidence in children aged 6-23 months were mother height (p=0.00, OR=2.03, 95% CI:1.14-3.65) and low birth weigth history (p=0.03, OR=3.02, 95% CI:0.98-11.04). Multivariate analysis by controlling mother height and low birth weigth history in children aged 6-23 months,
showed that household food security had correlation with stunting incidence in children aged their 6-23 months (p=0.05, OR=2.62, 95% CI:0.97-7.12).
Conclusions: There was significant correlation between household food security and stunting incidence in children aged at their 6-23 months in Sedayu Subdistrict, Bantul, Yogyakarta.
KEYWORDS: household food security, stunting, children aged in 6-23 months
ABSTRAK
Latar belakang: Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, baik jumlah maupun mutunya pada tingkat individu dan rumah tangga akan mengganggu tercapainya kualitas hidup sehat, aktif, dan berkesinambungan serta dapat menimbulkan berbagai permasalahan
kesehatan dan gizi. Baduta stunting merupakan salah satu masalah gizi kronis yang disebabkan oleh akses dan keterjangkauan terhadap pangan masih rendah.
Tujuan: Menganalisis hubungan ketahanan pangan rumah tangga dengan kejadian stunting pada balita usia 6-23 bulan di Kecamatan Sedayu, Bantul, Yogyakarta.
Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional dengan rancangan case-control. Sampel penelitian adalah baduta usia 6-23 bulan yang berjumlah 126 untuk masing-masing kelompok kasus dan kontrol dengan rasio 1:1. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode total sampling. Analisis data secara
bertahap, yaitu analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Uji statistik bivariat menggunakan chi-square dan multivariat menggunakan regresi logistik.
Hasil: Hasil analisis bivariat menunjukkan ketahanan pangan rumah tangga berhubungan dengan kejadian stunting pada baduta usia 6-23 bulan (p=0,04, OR=2,70, 95% CI:0,94-8,77). Variabel luar yang berhubungan signifikan dengan kejadian stunting pada baduta usia 6-23 bulan yaitu tinggi badan ibu
(p=0,00, OR=2,03, 95% CI:1,14-3,65) dan riwayat BBLR (p=0,03, OR=3,02, 95% CI:0,98-11,04). Hasil analisis multivariat dengan mengendalikan variabel tinggi badan ibu dan riwayat BBLR baduta menunjukkan ketahanan pangan rumah tangga berhubungan dengan kejadian stunting pada baduta usia 6-23 bulan (p=0,05, OR=2,62, 95% CI:0,97-7,12).
Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara ketahanan pangan rumah tangga dengan kejadian stunting pada baduta usia 6-23 bulan di Kecamatan Sedayu, Bantul, Yogyakarta.
KATA KUNCI: ketahanan pangan rumah tangga, stunting, baduta usia 6-23 bulan
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Husaini M. Karakteristik sosial ekonomi rumah tangga dan tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani di Kabupaten Barito Kuala.
Agrides. 2012;4(2).
Damanik I. Strategi rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan pangan (studi kasus: Desa Latuhalat Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon). J Agroforestri. 2008;3(2).
Adriani M, Wirjatmadi B. Peranan gizi dalam siklus kehidupan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group; 2012.
Sari M. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerawanan pangan rumah tangga miskin di Desa Wiru Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. Jejak. 2009;2(2).
Sianipar J, Hartono S, Hutapea R. Analisis ketahanan pangan rumah tangga tani di Kabupaten Manokwari. Sepa. 2012;2(8):51–182.
Kementerian Kesehatan R. Profil data kesehatan Indonesia tahun 2011. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2012.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. Laporan tahunan tahun 2012 Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. Bantul: Dinas Kesehatan Kabupaten
Bantul; 2012.
Ulfani, Martianto, Baliwati. Faktor-faktor sosial ekonomi dan kesehatan masyarakat kaitannya dengan masalah gizi underweight, stunted, dan
wasted di Indonesia: pendekatan ekologi gizi. JGIZIPANGAN. 2011;1(6):59–65.
Warnida Y. Hubungan ketahanan pangan tingkat rumah tangga dengan status gizi anak balita di Kecamatan Gondomanan D.I Yogyakarta.
Universitas Gadjah Mada; 2007.
Falupi LA. Hubungan ketahanan pangan tingkat rumah tangga dengan status gizi anak batita usia 6-36 bulan di Kabupaten Purworejo.
Universitas Gadjah Mada; 2009.
Lemeshow S, Hosmer DWJr, Klar J LS. Adequacy of sample size in health studies edisi Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Universitas
Gadjah Mada; 1997.
Radimer KL, Olson CM CC. Development of indicators to assess hunger. J Nutr Community Int Nutr. 1997;120 suppl(:1544S–1548S).
Prasetyo B, Jannah LM. Metode penelitian kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada;2010.
Murti B. Penerapan metode statistik nonparametrik dalam ilmu-ilmu kesehatan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 1996.
Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta: Sagung Seto; 2011.
Hellen Keller Internasional. Household food insecurity is highly prevalent and predicts stunting among preschool children and anemia among their mothers in Baitadi District of Nepal. Nepal: Nepal Nutrition and Food; 2010.
UNICEF. Tracking progress child and maternal nutrition a survival and development priority. New York: UNICEF; 2009.
Hayati AW, Hardinsyah, Jalal F, Madanijah S BD. Pola konsumsi pangan dan asupan energi dan zat gizi anak stunting dan tidak stunting 0-23 bulan. JGIZIPANGAN. 2012;2(7).
Anderson VP, Jack S, Monchy D, Hem N, Hok P, Bailey KB, Gibson SB. Co-existing micronutrient deficiencies among stunted cambodian infants and toddlers. Asia Pacific J Clin Nutr. 2008;17(1):72–9.
Ajao KO, Ojofeitimi EO, Adebayo AA., Fatusi AO, Afolabi OT. Infl uence of family size, household food security status, and child care practices on the nutritional status of under-five children in life-ife, Nigeria. Afr J Reprod Health. 2010;14(4):123-32.
Adriani M, Wirjatmadi B. Pengantar gizi masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group; 2012.
Tessema, Belachew, Ersino. Feeding patterns and stunting during early childhood in rural communities of Sidama South Ethiopia. Pan Afr
Med J. 2013;14: 1-12.
Natalia LD, Rahayuning D FS. Hubungan ketahanan pangan tingkat keluarga dan tingkat kecukupan zat gizi dengan status gizi batita
di Desa Gondangwinangun. J Kesehat Masy. 2012;2(2).
Rohaedi S. Hubungan antara tingkat ketahanan pangan rumah tangga dengan status gizi balita pada rumah tangga di daerah rawan pangan Kabupaten Indramayu. J Gizi dan Diet Indones. 2014; 2(2):85-92.
Martianto D, Riyadi H AR. Pola asuh makan pada rumah tangga yang tahan dan tidak tahan pangan serta kaitannya dengan status
gizi anak balita di Kabupaten Banjarnegara. JGIZIPANGAN. 2011;6(1):51–8.
Supariasa IN, Bakri F. Penilaian status gizi. Jakarta: EGC; 2010.
Kusharisupeni. Growth faltering pada bayi di Kabupaten Indramayu Jawa Barat. Makara Kesehat. 2002;(6):1–5.
Kusuma KE N. Faktor risiko kejadian stunting pada anak usia 2-3 tahun (studi di Kecamatan Semarang Timur). J Nutr Coll. 2013;(2):523-30.
Atmarita FT. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VIII, LIPI; 2004.
Susilaningdyah A. Pola asuh sebagai faktor risiko kejadian stunting pada anak usia 6-24 bulan di Kota Yogyakarta. Universitas Gadjah
Mada; 2013.
Tanziha I, Kusriadi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting pada balita di Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa
Tenggara Barat. J Ilm Agropolitan. 2010;3(2).
Soekirman. Ilmu Gizi dan Aplikasinya Untuk Keluarga dan Masyarakat. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen
Pendidikan Nasional; 2000.
Rosha BCh, Hardinsyah BY. Analisis determinan stunting anak 0-23 bulan Pada daerah miskin di Jawa Tengah dan Jawa Timur. J Penelit Gizi
dan Makanan. 2012;(35):34–4.
Astari LD, Nasution A DC. Hubungan konsumsi ASI dan MP-ASI serta kejadian stunting anak usia 6-12 bulan di Kabupaten Bogor. J Media
Gizi dan Kel. 2012;30(1):15–23.
Linda O HD. Hubungan pendidikan dan pekerjaan orang tua serta pola asuh dengan status gizi balita di Kota dan Kabupaten
Tanggerang Banten. Proseding Penelitian Bidang Ilmu dan Eksakta; 2011.
Anugraheni HS, Kartasurya I. Faktor risiko kejadian stunting pada anak usia 12-36 bulan di Kecamatan Pati Kabupaten Pati. J Nutr Coll. 2012;1(1):30–7.
Aries M, Hardinsyah TH. Determinan gizi kurang anak umur 0-36 bulan berdasarkan data program keluarga harapan (PKH) 2007. JGIZIPANGAN. 2012;7(1):19–26.
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM-UI. Gizi dan kesehatan masyarakat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada; 2012.
DOI: http://dx.doi.org/10.21927/ijnd.2014.2(3).103-115
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics (IJND) indexed by:
View My Stats