The evaluation of formula 100 utilization program towards the nutrtitional status of malnourished children after treatment
Abstract
ABSTRAK
Latar belakang: Persentase balita kurus di Kabupaten Muna sebesar 11,8% dan balita sangat kurus sebanyak 6,3%. Sesuai rekomendasi World Health Organization (WHO), perbaikan status gizi balita gizi buruk dilakukan dengan memperbaiki asupan zat gizi dengan memberikan formula terapi berupa pemberian Formula 100 (F-100), dimana F-100 merupakan makanan yang berbahan dasar susu yang diberikan pada fase transisi dan fase rehabilitasi
Tujuan:Mengetahui daya terima F-100 oleh balita gizi buruk dan mengetahui hubungan daya terima F-100 balita gizi buruk dengan perubahan status gizi.
Metode:Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional yang menggunakan rancangan kohort prospektif. Sampel penelitian adalah seluruh balita umur 12-24 bulan yang mengalami gizi buruk berjumlah 73 balita yang telah memenuhi criteria inklusi dan eksklusi.Sampel penelitian mendapatkan F-100 selama 5 minggu.Analisis data yang digunakan adalah univariat dan bivariat.
Hasil:Sebagian besar subjek (63,08%) termasuk dalam kategori daya terima baik dengan menghabiskan F-100 yang diberikan dan sisanya (36,92%) termasuk dalam kategori daya terima kurang dengan tidak menghabiskan F-100 yang diberikan. Hasil uji Chi Square menunjukan ada hubungan antara daya terima F-100 dengan perubahan status gizi (p=0,02) (RR=2,7, 95% CI=1,07-7,21).
Kesimpulan :Terdapat hubungan yang signifikan antara daya terima F-100 denganperubahan status gizibalita (p<0,05).
KATA KUNCI: evaluasi, status gizi, F-100
ABSTRACT
Background: The total percentage of underweight children in Muna District was 11.8% and the percentage of severe wasted children was 6.3%. As recommended by World Health Organization (WHO),improvement in nutritional status of malnourished children is conductedby improving food supplementation. Giving therapeutic formula 100 (F-100), where F-100 is the food made from dairy products which given in transition and rehabilitation phase.
Objectives:To figure out the admission of F-100 by malnourished children and to find out the correlation between F-100 admission from malnourished children and the changing of nutritional status.
Methods: This research is an observational study using the design of prospective cohort study. The sample were the whole children aged 12-24 months who suffered malnutrition with the total number up to 73 children who have fulfilled the criteria of inclusion and exclusion. The study sample had received F-100 for 5 weeks. The data analysis used is univariate and bivariate.
Results: Most of the subjects are included in the category of well admission (63.08%) by spending given F-100 and the rests are included in the category of less admission (36.92%) by not spending the given F-100. The result of Chi Square Test shows that there is correlation between the admission of F-100 and
the changing of nutritional status (p=0.02) (RR=2.7, 95% CI=1.07-2).
Conclusions: There is significant correlation between the admission of F-100 and the changing of children’s nutritional status (p<0.05)
KEYWORDS: evaluation, status, nutrition, F-100
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ali Khomsan. 2004. Pangandan Gizi untuk Kesehatan Ed 1. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Riset Kesehatan Dasar. 2013. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan RI. 2011.Pedoman Pelayanan Gizi Buruk. Jakarta. Departemen Kesehatan RI.
Murwati, Tuti Devianti. 2016. Peningkatan Status Gizi Balita dengan Gizi Buruk melalui Pemberian Formula 100. Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan
Leandro-Merhi, V. A., Srebernich, S. M., Goncalves, G. M. S., & de Aquino, J. L.B. 2015. In-hospital Weight Loss, Prescribed Diet, and Food Acceptance.Arc Bras Cir Dig, Vol. 28, No. 1, hlm 8-12
Issanchou, S. dan Nicklaus, S. 2015. Sensitive Periods And Factors In The Early Formation Of Food Preferences. In M.L. Frelut (Ed.), The ECOG’s eBookon Child and Adolescent Obesity. Diterima padatanggal 14 April 2016dari ebook.ecog-obesity.eu
Manasik, Arina 2011. Konsumsi Energi dan Zat Gizi serta Status Gizi Pasien Lansia di Ruang Gayatri Rumah Sakit Dr. Marzoeki Mahdi Bogor. FEM. IPB.
Almatsier S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Drewnowski, A. 1997. Taste Preference and Food Intake. Ann Rev Nutr 17:237–253.
Puspitasari, L., Sartono, A., Mufnaetty. 2015. Hubungan Daya Terima Makanan dengan Status Gizi Anak di Panti Asuhan Darunajah Semarang. Jurnal Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang Vol. 4, No. 2 (2015).
Kurniah, I. 2009. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Daya Terima Makan Siang Karyawan di RS Brawijaya Women and Children Kebayoran Baru Jakarta Selatan.UniversitasBraijaya.
Ashworth, A. 2009. Simplifying the WHO Guidelines for Managing Severe Malnutrition.Indian Pediatric, 46(2), 2–3.
Hartoyoet al. 2001. Identifikasi Faktor yang Berpengaruh terhadap Efektifitas Pemberian Makanan Tambahan Anak Balita KEP di Kota Bogor. Media GizidanKeluargatahun XXV No 1; 11-18.
Yamborisut, U,.et al,. 2006. Factors Associated with Dual Form of Malnutrition in Children in NakhonPathom and Bangkok. J Med Assoc; 89 (7),1012-23.
Almatsier S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Supariasa,I.D.N,Bakri, B, &Fajar,I. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta:EGC.
Ma’Rifat. 2010. Analisis Hubungan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan dengan Status Gizi Anak Batita. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor : Bogor.
Dian Kholika Hamal, 2011. Hubungan Pendidikan dan Pekerjaan Orangtua serta Pola asuh dengan Status Gizi Balita di Kota dan Kabupaten Tangerang Banten.
DOI: http://dx.doi.org/10.21927/ijnd.2018.6(2).51-57
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics (IJND) indexed by:
View My Stats