Riwayat pola asuh, pola makan, asupan zat gizi berhubungan dengan stunting pada anak 24–59 bulan di Biboki Utara, Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur

Christin Debora Nabuasa, M Juffrie, Emy Huriyati

Abstract


ABSTRACT


Background: Stunting is an indicator of chronic malnutrition that reflects problem of overall social economic condition in the past and as a manifestation of further consequences of the prevalence of low birth weight and undernutrition in children underfive and absence of supreme catch-up growth in the following
years. Stunting brings impact to physical growth disorder that results in low capacity in working memory, learning memory, visuospatial ability and cognitive function. Low economic condition, rearing pattern, eating pattern, nutrient intake for a long time cause high prevalence of stunting in children underfives. The result of basic health survey 2007 showed the prevalence of stunting at the Province of Nusa Tenggara Timur was 46.7%, in District of Timor Tengah Utara was 59.6% and at Subdistrict of Biboki Utara in two subsequent years were 64.6% and 60.2%.


Objectives: To identify association between history of rearing pattern, eating pattern, nutrient intake and stunting in children of 24-59 months in Subdistrict of Biboki Utara District of Timor Tengah Utara Province of Nusa Tenggara Timur.


Methods: The study was observational with case control design. Research instrument was questionnaire that was used to identify history of rearing pattern, eating pattern and nutrient intake through recall 4x24 hours subsequently. The study was carried out in Subdistrict of Biboki Utara with subject of the study were children of 24-59 months old involving a total of 152 subjects consisting of 76 children underfive as cases and 76 as control.


Results: History of inadequate rearing pattern was 53.9%, eating pattern 55.9%, energy intake 55.9%, protein intake 52.6%, calcium intake 52.0%, infection disease 51.3%, family economy 61.8%, food tenacity 71.7%. The result of bivariate analysis showed variables of history of rearing pattern, eating pattern, nutrient intake, infection disease, family economy had significant association (p<0.05) with stunting whereas food security had no significant association. The result of multivariate analysis showed variable of history of rearing pattern most dominantly influenced the prevalence of stunting.


Conclusions: There was significant association between history of rearing pattern, eating pattern, intake of protein, energy, calcium and stunting.


KEYWORDS: rearing pattern, eating pattern, nutrient intake, culture, economy, infection disease, food security, stunting,children underfive

ABSTRAK


Latar belakang: Stunting merupakan salah satu indikator gizi kronis yang dapat memberikan gambaran gangguan keadaan sosial ekonomi keseluruhan di masa lampau. Stunting diketahui dengan melakukan pengukuran indikator TB/U. Dampak stunting menyebabkan menurunnya pertumbuhan, perkembangan
motorik terlambat, terhambatnya pertumbuhan mental, penurunan intelegensi anak, penurunan kualitas sumber daya manusia dan produktivitas. Anak stunting umur ≥ 2 tahun mempunyai risiko mengalami morbiditas dan obesitas lebih tinggi. Dengan rendahnya keadaan ekonomi, pola asuh, pola makan,asupan zat gizi dalam kurun waktu yang lama menyebabkan tingginya prevalensi stunting pada balita. Hasil riskesdas tahun 2007, prevalensi stunting provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 46,7% dan prevalensi di Kabupaten Timor Tengah Utara sebesar 59,6% dan di Kecamatan Biboki Utara 2 tahun berturut-turut adalah 64,6% dan 60,2%.


Tujuan: Untuk mengetahui hubungan riwayat pola asuh, pola makan, asupan zat gizi terhadap kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan di Kecamatan Biboki Utara Kabupaten Timor Tengah Utara Provinsi
NTT. 

Metode: Jenis penelitian studi observasional dengan rancangan case-control dengan alat ukur menggunakan kuesioner untuk mengetahui riwayat pola asuh, pola makan dan asupan zat gizi menggunakan recall 24 jam. Penelitian dilakukan di Kecamatan Biboki Utara dengan jumlah sampel sebanyak 152 yang terdiri dari 76 anak sebagai kasus dan 76 anak sebagai kontrol.


Hasil: Riwayat pola asuh kurang (53,9%), pola makan (55,9%), asupan energi (55,9%), asupan protein (52,6%), asupan kalsium (52,0%), budaya (61,1%), penyakit infeksi (51,3%), ekonomi keluarga (61,8%), ketahanan pangan (71,7%), berdasarkan analisis bivariat yang dilakukan diperoleh variabel riwayat
pola asuh, pola makan, asupan zat gizi, budaya, penyakit infeksi, ekonomi keluarga memiliki hubungan yang signifikan (p<0,05), ketahanan pangan tidak signifikan terhadap kejadian stunting (p>0,05). Analisis multivariat diperoleh variabel riwayat pola asuh paling dominan berpengaruh terhadap kejadian stunting.


Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna pada variabel pola asuh, pola makan, asupan zat gizi, budaya, ekonomi keluarga dan penyakit infeksi terhadap kejadian stunting, tidak terdapat hubungan yang bermakna pada variabel ketahanan pangan terhadap kejadian stunting.


KATA KUNCI: pola asuh, pola makan, asupan zat gizi, budaya, ekonomi, penyakit infeksi ketahanan pangan, stunting


Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.21927/ijnd.2013.1(3).151-163

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics (IJND) indexed by:

  


Lisensi Creative Commons View My Stats