Inappropriate complementary feeding practice as a risk factor of stunting in children aged 6-23 months

Siska Ariftiyana, Hamam Hadi, Pramitha Sari, Nur Mukhlisoh Majidah, Herwinda Kusuma Rahayu, Lisana Shidiq Aliya, Emma C Lewis

Abstract


Latar belakang: Stunting masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia, dengan target nasional untuk menurunkan prevalensinya menjadi 14% pada tahun 2024. Salah satu faktor penentu yang krusial adalah terjadi kesenjangan gizi muncul pada usia enam bulan pertama, ketika ASI saja tidak lagi memenuhi kebutuhan gizi bayi. Praktik pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang tidak tepat seperti inisiasi pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) terlalu dini, keragaman makanan yang terbatas, dan frekuensi makan yang tidak memadai menyebabkan kekurangan gizi, sehingga meningkatkan risiko stunting

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis indikator praktik pemberian makanan pendamping ASI sebagai faktor risiko terjadinya stunting pada anak usia 6-23 bulan.

Metode: Sebuah studi kasus-kontrol tanpa matching dilakukan dari Desember 2022 hingga Januari 2023 di Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, yang melibatkan 51 anak stunting dan 51 anak kontrol non-stunting. Pengumpulan data meliputi pengukuran antropometri, karakteristik ibu dan ayah, serta pendapatan rumah tangga. Regresi logistik digunakan untuk memeriksa hubungan antara stunting dan indikator praktik pemberian MPASI, termasuk pengenalan makanan pendamping ASI (MPASI) tepat waktu (TIMELY), Keragaman Pangan Minimum (MDD), Frekuensi Makan Minimum (MMF), Pola Makan Minimum yang Dapat Diterima (MAD), dan konsumsi pangan hewani (ASF).

Hasil: Keragaman Pangan Minimum (MDD) yang tidak memadai (AOR = 5,17; 95% CI: 1,80-17,52) secara signifikan ditemukan sebagai faktor risiko signifikan untuk stunting. Indikator Diet Minimum yang Dapat Diterima (MDD) secara signifikan merupakan faktor protektif stunting (OR kasar = 0,38; 95% CI: 0,15-0,95). Indikator lain seperti waktu pengenalan makanan pendamping ASI pertama, Frekuensi Makan Minimum (MMF), TIMELY, MAD, MMF, dan konsumsi protein ASF tidak berhubungan dengan faktor risiko stunting..

Kesimpulan: Keragaman pangan yang terbatas telah diidentifikasi signifikan sebagai faktor risiko terhadap stunting. Temuan ini menekankan perlunya segera memperkuat intervensi yang mendorong keragaman pangan dan meningkatkan praktik pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) guna mengurangi prevalensi stunting di Indonesia.


KATA KUNCI: anak usia 6-12 bulan; dietary diversity; mp-asi; praktik pemberian makan; stunting

 

ASBTRACT

Introduction: Stunting remains a major public health problem in Indonesia, with a national target to reduce prevalence to 14% by 2024. A critical determinant is the nutritional gap that arises around six months of age, when breast milk alone no longer meets infants’ nutritional needs. Inappropriate complementary feeding (CF) practices such as early initiation, limited dietary diversity, and inadequate meal frequency contribute to insufficient nutrient intake, thereby increasing the risk of stunting.

Objectives: This study aimed to analyze complementary feeding practice indicators as risk factors for stunting among children aged 6–23 months.

Methods:  An unmatched case–control study was conducted from December 2022 to January 2023 in Pajangan District, Bantul Regency, Yogyakarta, involving 51 stunted children and 51 non-stunted controls. Data collection included anthropometric measurements, maternal and paternal characteristics, and household income. Logistic regression was used to examine the associations between stunting and CF practice indicators, including timely introduction of complementary foods (TIMELY), Minimum Dietary Diversity (MDD), Minimum Meal Frequency (MMF), Minimum Acceptable Diet (MAD), and animal-source food consumption (ASF).

Results: Inadequate MDD (AOR = 5.17; 95% CI: 1.80-17.52) was found to be significant risk factors for stunting. Other indicators such as TIMELY, MAD, MMF, and ASF were not related to stunting.

Conslusion: Limited dietary diversity was identified as significant risk factors for stunting. These findings highlight the urgent need to strengthen interventions that promote dietary diversity and improve complementary feeding practices to reduce stunting prevalence in Indonesia.

 

KEYWORDS: complementary feeding; dietary diversity; minimum meal frequency; minimum acceptable-diet; stunting


Keywords


anak usia 6-12 bulan; dietary diversity; mp-asi; praktik pemberian makan; stunting; complementary feeding; dietary diversity; minimum meal frequency; minimum acceptable-diet; stunting

Full Text:

PDF

References


Kemenkes RI. Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian Kesehat RI. 2018;53(9):1689–99.

Ri KK. Status Gizi SSGI 2021. 2022;

Organization WH. Global Nutrition Targets 2025 Stunting Policy Brief. World Health Organization. 2014.

UNICEF. Improving Young Children’s Diets During The Complementary Feeding Period. UNICEF Program Guid. 2020;76.

Unicef, Kemenkes. Kerangka Aksi MPASI. Unicef [Internet]. 2018; Available from: https://www.unicef.org/indonesia/media/2691/file/Kerangka Aksi: Makanan Pendamping ASI.pdf

Badan Pusat Statistik. Survei Demografi Dan Kesehatan Tahun 2017. Survei Demogr Dan Kesehat [Internet]. 2017;271. Available from: http://www.dhsprogram.com.

Development Initiatives, GNP. Global Nutrition Report 2017: Nourishing the SDGs. Glob Nutr Rep 2017 [Internet]. 2017;115. Available from: https://www.globalnutritionreport.org/files/2017/11/Report_2017.pdf

World Health Organization and the United Nations Children’s Fund (UNICEF). Indicators for assessing infant and young child feeding practices [Internet]. Vol. WHA55 A55/, World Health Organization and the United Nations Children’s Fund (UNICEF). 2021. 122 p.

Paramashanti BA, Benita S. Early introduction of complementary food and childhood stunting were linked among children aged 6-23 months. 2020 [cited 2023 Apr 10]; Available from: https://doi.org/10.22146/ijcn.53788

Nguyen PH, Kachwaha S, Pant A, Tran LM, Ghosh S, Sharma PK, et al. Impact of COVID-19 on household food insecurity and interlinkages with child feeding practices and coping strategies in Uttar Pradesh, India: a longitudinal community-based study. BMJ Open [Internet]. 2021 Apr 1 [cited 2022 Sep 14];11(4):e048738. Available from: https://bmjopen.bmj.com/content/11/4/e048738

WHO. Guiding Principles for Complementary Feeding of the Breastfed Child. 2003;8.

Putra MGS, Dewi M, Kustiyah L, Mahmudiono T, Yuniar CT, Helmyati S. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Minimum Acceptable Diet pada anak usia 6-23 bulan di Indonesia. AcTion Aceh Nutr J. 2022;7(2):156.

Halim K, Ayu R, Sartika D, Sudiarti T, Putri PN, Rahmawati ND. Associations of Dietary Diversity and Other Factors with Prevalence of Stunting among Children Aged 6-35 Months. Indones J Public Heal Nutr [Internet]. 2020 Oct 30 [cited 2023 Apr 10];1(1):41–8. Available from: https://journal.fkm.ui.ac.id/ijphn/article/view/4380

Afi Fah Hidayati A, Made I, Gunawan A, Paramashanti BA. Stunting was not associated with overweight among children aged 24-59 months. J Gizi dan Diet Indones (Indonesian J Nutr Diet [Internet]. 2018 Mar 1 [cited 2023 Apr 10];5(3):113–8. Available from: https://ejournal.almaata.ac.id/index.php/IJND/article/view/603

Suwartini I, Hati FS, Paramashanti BA. Riwayat Asi Eksklusif dan Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan di Kecamatan Pajangan dan Pleret, Kabupaten Bantul. Media Gizi Pangan Univ Alma Ata. 2020;27(2):37–43. Paratmanitya, Yhona dan Fedriansyah D. Faktor Sosial Ekonomi Dan Stunting Pada Anak Usia 6-23 Bulan. J Media Gizi Pangan. 2020;27(1):22–9.

Sahitarani AS, Paramashanti BA, Sulistiyawati S. Kaitan Stunting dengan Frekuensi dan Durasi Penyakit Infeksi pada Anak Usia 24-59 Bulan di Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul. J Nutr Coll [Internet]. 2020 Sep 15 [cited 2023 Apr 10];9(3):202–7. Available from: https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnc/article/view/26952

Supriyanto Y, Paramashanti BA, Astiti D. Berat badan lahir rendah berhubungan dengan kejadian stunting pada anak usia 6-23 bulan. J Gizi dan Diet Indones (Indonesian J Nutr Diet [Internet]. 2018 Jan 16 [cited 2023 Apr 10];5(1):23–30. Available from: https://ejournal.almaata.ac.id/index.php/IJND/article/view/442

Hidayati L, Hadi H, Kumara A, Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta JA, Kedokteran UGM F, Psikologi UGM Jl Bulak Sumur Yogyakarta F. Kekurangan energi dan zat gizi merupakan faktor risiko kejadian stunted pada anak usia 1-3 tahun yang tinggal di wilayah kumuh perkotaan Surakarta.

Nirmala Sari MR, Ratnawati LY. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Pola Pemberian Makan dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Gapura Kabupaten Sumenep. Amerta Nutr. 2018;2(2):182.

Tegegne M, Sileshi S, Benti T, Teshome M, Woldie H. Factors associated with minimal meal frequency and dietary diversity practices among infants and young children in the predominantly agrarian society of Bale zone, Southeast Ethiopia: A community based cross sectional study. Arch Public Heal. 2017;75(1).

Fadlina A, Februhartanty J, Bardosono S. Maternal Attributes and Child Minimum Acceptable Diet during COVID-19 Pandemic in Indonesia. Indones J Hum Nutr. 2021;8(2):108–19.

Horvath A, Stróżyk A, Dziechciarz P, Szajewska H. An online cross-sectional survey of complementary feeding practices during the covid-19 restrictions in poland. Nutrients. 2021;13(9).

Lassi ZS, Rind F, Irfan O, Hadi R, Das JK. Countries : Systematic Review. Nutrients. 2020;12.

Umbu Zogara A, Sulastri Loaloka M, Goreti Pantaleleon. Faktor Ibu dan Waktu Pemberian MPASI Berhubungan dengan Status Gizi Balita di Kabupaten Kupang. J Nutr Coll [Internet]. 2021;10(1):55–61. Available from: http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnc/

Widyaningrum R, Safitri RA, Ramadhani K, Suryani D, Syarief F. Complementary Feeding Practices During COVID-19 Outbreak in Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia, and Its Related Factor. Asia-Pacific J Public Heal. 2021;33(1):150–3.

Solehati T, Hidayat AM, Hendrawati S. Feeding practices in stunting children aged 24-59 months at Sukamukti Community Health Centre Garut Regency. Ris Inf Kesehat. 2019;8(2):163.

Yunitasari E, Al Faisal AH, Efendi F, Kusumaningrum T, Yunita FC, Chong MC. Factors associated with complementary feeding practices among children aged 6–23 months in Indonesia. BMC Pediatr [Internet]. 2022;22(1):1–8. Available from: https://doi.org/10.1186/s12887-022-03728-x

Nurkomala S, Nuryanto N, Panunggal B. Praktik Pemberian Mpasi (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) Pada Anak Stunting Dan Tidak Stunting Usia 6-24 Bulan. J Nutr Coll. 2018;7(2):45.

Limardi S, Hasanah DM, Utami NMD, Sidiartha IGL. Investigating minimum acceptable diet and infant and child feeding index as indicators of stunting in children aged 6-23 months. Paediatr Indones Indones. 2020;60(5):259–68.

Prihutama NY, Rahmadi FA, Hardaningsih G. Pemberian Makanan Pendamping Asi Dini Sebagai Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Usia 2-3 Tahun. Diponegoro Med J (Jurnal Kedokt Diponegoro) [Internet]. 2018;7(2):12. Available from: http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico

Scarpa G, Berrang-Ford L, Galazoula M, Kakwangire P, Namanya DB, Tushemerirwe F, et al. Identifying Predictors for Minimum Dietary Diversity and Minimum Meal Frequency in Children Aged 6-23 Months in Uganda. Nutrients. 2022;14(24):1–18.

Andina E, Madinar M, Achadi EL. Fulfilment of Minimum Acceptable Diet as Dominant Factor in Wasting in Children Aged 6–23 Months in Central Jakarta, Indonesia, 2019. Indones J Public Heal Nutr. 2021;1(2):32–9.

Afiah N, Asrianti T, Muliyana D, Risva. Rendahnya Konsumsi Protein Hewani Sebagai Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Balita Di Kota Samarinda. Nutr Dianita [Internet]. 2020;12(1):23–8.

Nurhayati, Eka Paramashanti, Bunga Astria Astiti DA, Sabta A. Dietary diversity, vitamin D intake and childhood stunting: a case-control study in Bantul, Indonesia. 2020;26(2).

Andari W, Siswati T, Paramashanti BA. Tinggi Badan Ibu Sebagai Faktor Risiko Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan di Kecamatan Pleret dan Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. J Nutr Coll [Internet]. 2020 Nov 19 [cited 2023 Apr 10];9(4):235–40. Available from: https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnc/article/view/26992

Supriyanto Y, Paramashanti BA, Astiti D. Berat badan lahir rendah berhubungan dengan kejadian stunting pada anak usia 6-23 bulan. J Gizi dan Diet Indones (Indonesian J Nutr Diet. 2018;5(1):23.

Anand R. Infant and Young Child Feeding. IAP Textb Pediatr. 2013;127–127.

WHO. Guiding Principles for Feeding Non-Breastfed Children 6-24 Months of Age. Children [Internet]. 2005;(1):465–71. Available from: https://apo.who.int/publications/i/item/9241593




DOI: http://dx.doi.org/10.21927/ijnd.2025.13(4).304-314

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics (IJND) indexed by:

  


Lisensi Creative Commons View My Stats