The Correlation Of The Emotional Bonding Between The Stunting Children Under Five Years In The Slum Area Of Makassar City, South Sulawesi, Indonesia

Hasriwiani Habo Abbas, Andi Multazam, Sri Utami Megantari, Husnul Khatimah, Sarah Sarah

Abstract


Stunting is a linear growth and development disorder caused by malnutrition in nutrient intake, chronic infectious diseases, and inadequate psychosocial stimulation. Children are defined as stunted if their height-for-age is more than two standard deviations below the WHO Child Growth Standards median. According to the World Health Organization categorized of stunting cases if the prevalence rate of stunting 30-39 % was high cases, and if the cases of stunting ≥ 40% were categorized as extremely high stunting cases. Based on data from the Ministry of Health The prevalence of stunting under five in Indonesia in 2005-2017 in Indonesia is 36.4%. The survey of Monitoring Nutritional Status of South Sulawesi has been conducted in 24 districts/cities it shows that the prevalence of stunting under five in 2014 was 34.5%. Decreased in 2015 to 34.1%. Then an increase in 2017 reached 34.8%. This figure shows that the position of South Sulawesi in 2017 has not yet reached the SDGs target. According to UNICEF (2013), the cause stunting factors are caused by various factors, family and household factors (mother factors, home environment), inadequate breastfeeding, breastfeeding, and infection. Contextual factors that contribute to the incidence of stunting are political economy, health services, education, socio-culture, agricultural and food systems, and water sanitation environments. To an analysis of correlation the emotional bonding and attachment factors to the stunting of children under five years in the slum area of Makassar City, South Sulawesi, Indonesia. The analysis correlation between parenting pattern (quality time and eating pattern), history of breastfeeding, weaning age to emotional bonding and attachment, and the analysis correlation between the emotional bonding and attachment with the stunting. The design of analysis is a cross-sectional analytic design. The sample of this study is 150 Children under five years. The analysis correlation between parenting pattern (quality time and eating pattern), history of breastfeeding, weaning age that shows a significant correlated to the emotional bonding and attachment, the p-value: (0.027&0.000), 0.000, 0.000 < 0.005, respectively. However, the analysis of emotional bonding and attachment to the stunting is a significant correlation, the p < value, 0.000< 0.005. Attachment is an emotional bond that is formed by an individual with other people that is specific and binds in an eternal closeness over time. Adequate interaction between mother and child can lead to closeness and a sense of security for the child to increase growth and development for the particularly in the first 1000 days from conception until the age of two.

Keywords


emotional bonding and attachment factors (quality time and eating pattern); history of breastfeeding; stunting

Full Text:

PDF

References


WHO, 2013. “Nutriotion Landscape Information System Country Profile Indicators”. Interpretation Guide .Geneva: World Health Organization.

Kementerian Kesehatan RI, 2018 “Buku saku pemantauan status gizi. Buku Saku Pemantauan Status Gizi " 7–11.

Makassar Dalam Angka Tahun 2013

Koro, S.2016. Hubungan Karakteristik Keluarga, Pola Pengasuhan dan Konsumsi Makanan dengan Status Gizi Anak Dibawah Dua tahun (Baduta) pada suku Bajo dan Suku Tolaki Sulawesi Tenggara. Tesis tidak diterbitkan, Makassar : Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin

Rasmaniar, 2007, Analisis Faktor Risko dengan Emotional Bonding dan Akibatnya Terhadap Status Gizi Anak bawah Dua Tahun (BADUTA) pada Suku Moronene, Propinsi Sulawesi Tenggara, 2007, Tesis tidak di terbitkan, Pascasarjana Universitas Hasanuddin.

Sake, R. dan Rahman, T. 2005. Hubungan Interaksi Anak, Emotional Bounding, Konsumsi Makanan dam Penyakit Infeksi dengan Status Gizi Anak Usia 3-5 Tahun pada Keluarga Miskin di Kota Kendari. Risbinkes Poltekes Kendari. 2005. Diakses 2019

Sutcliffe, 2002. “baby Bonding, Membentuk Ikatan Batin dengan Bayi”.

Arisman.2004. Gizi dalam Duar Kehidupan.ECG. Jakarta.

Febriani, 2019. “Hubungan Pola Asuh dengan Kejadian Stunting Balita di keluarga miskin kota Palembang” . Jurna Gizi Indonesia 8(1):31-39

Munawaroh, 2015. “ Pola Asuh Mempengaruhi Status Gizi Balita” Jurnal Keperawatan2 (1):44-50.

Atica, 2020. “Apek Pola Makan dan Pendapatan Keluarga pada Kejadian Stunting” Healthy Tadulako Journal 6(1):7-12.

Butarbutar, 2014. “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Anak 0-24 Bulan dengan kajian positive deviance Kab.Batubara”Thesis.Universitas Sumatra Utara.

Kahfi, 2015. “Gambaran Pola Asuh pada Baduta Stunting di Usia 1324 Bulan di Wilker Puskesmas Neglasari Kota Tanggerang” Jurnal Kesehatan 7(1):8-14.

Desyanti, 2017. “Hubungan Riwayat Penyakit Diare dan Praktik Higiene terhadap kejadian Stunting Balita usia 24-59 Bulan di Surabaya” Jurnal Kesehtan 1(4):243- 251

Corry, dkk, 2018. “ Hubungan Pola Asuh ibu Dengan Kejadian Stunting pada Usia 25-59 bulan di Wilayah Krja Puskesmas Sentolo Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta,

Cholifatun dkk., (2015). Hubungan tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan dan pola asuh ibu dengan, 84–90.

Turnip F. Pengaruh Positive Deviance pada Ibu dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Anak Usia 12- 24 bulan di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2007 (Thesis). Medan : Universitas Sumatera Utara ; 2008.

Darwin Karyadi, 1998, Gizi Untuk Kebutuhan Fisiologis Khusus, PT Gramedia, Jakarta.

Setiabudiawan, dkk.,2001., Sasaran Asuhan Makanan Bagi Anak.

Ridha Cahya Prakhasita, 2019., Hubungan Pola Pemberian Makan dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 12-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Tambak Wedi Surabaya, http://repository.unair.ac.id/id/eprint/84899

Yesi, 2019. “Hubungan Pola Asuh ibu dengan kejadian stuntingbalita 6-59 bulan desa Mataram ,Surabaya” Jurnal Kebidanan Malahayati 5(4):381-388.

Suhardjo, 2015.”Hubungan Tingkat Pendidikan, Tingkat Pengetahuan Stunting Pada Balita Keluarga Miskin”.Jurnal Kesehatan.2(5)10-

Herlina, 2018. “Pola Asuh dalam pemberian Makan terhadap status gizi Balita di Pekanbaru. Journal Midwifery Science 2(1):1-9

Yogi, 2018. “Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dan Makanan Pendamping ASI terhadap Balita Pendek usia 2-5 tahun di Kec.Jatinagor”. Jurnal Kesehatan 3(3):142-149.

Sofia, 2019. “Hubungan Pemberian ASI dengan Kejadian Stunting pada Balita usia 23-36 Bulan” Jurnal Kebidanan 5(2):60-66.

Yesenia dkk., (2018) Hubungan Antara Riwayat Menyusui Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 6-24 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Koya Kabupaten Minahasa.

Johan, 2015 “ Hubungan antara riwayat pemberian ASI Eksklusig=f dengan kejadian Stunting pada anak usi 12-36 Bulan di wilker Puskesmas Luwuk” Jurnal Kesehatan1(4):1-8.

Masyudi, 2019. “Dampak Pola Asuh dan Usia Penyapihan terhadap status gizi Balita” Jurnal Nutrisi4 (2):111-116.

Ergin, 2007. “ Status Nutrisi dan faktor risiko Malnutrisi pada anak usia dibawah 5 tahun Kota Western Turki”.

Ariati, Linda Ika Puspita. 2019. “Faktor-Faktor Resiko Penyebab Terjadinya Stunting Pada Balita Usia 23-59 Bulan.” OKSITOSIN : Jurnal Ilmiah Kebidanan 6(1):28–37.

Hasriwiani, 2020. Hubungan Riwayat Pola Menyusui, Usia Penyapihan dan Emotional Bonding terhadap Status Gizi balita. Jurnal Kesehatan 3(2):116-122.

Angina, Angina. “Hubungan Kejadian Penyakit infeksi terhadap Kejadian Stunting pada Balita 1-4 Tahun”. Jurnal Kesehatan 5(2):18-26.

Cheeckly, 2003. “Effects of Acute Diarhea on linear growth in Peruviation Children”Epidemiology Journal 2(157):166-175.

Picauly,I dan Toy, S.M, 2013. “Analisis Determinan dan pengaruh stunting terhadap prestasi belajar anak sekolah di Kupang dan Sumba , NTT ” Jurnal gizi dan Pangan 8(1):55-62.

Lestari, 2014. “Faktor risiko stunting pada anak umur 6-24 bulan di kecamatan Penangglan, Aceh”. Jurnal Gizi Indonesia 3(1):37-45.

Anshori , 2013. “Faktor Risiko kejadian Stunting pada anak usia 12-24 Bulan, Semarang” Jurnal Gizi 3(3):15-23.

Rizkia, 2019. “Hubungan Pengetahuan Ibu Balita tentang stunting dengan Karakteristik Ibu dan sumber Informasi di desa Hegarmanah Kec.Jatinagor”. Jurnal Kesehatan 5(2):74-80.

Edwin, 2017. “Hubungan Sikap dan Pengetahuan Ibu terhadap kejadian Stunting di Kec.Nanggalo”. Jurnal kesehatan 2(4):523-529.

Grace, 2019. “Pengetahuan Ibu dan Pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian

stunting pada balita 2-5 tahun di Minahasa”. Jurnal Gizi 11(1):17-22.

Salman, 2017. “Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu dengan Kejadian Stunting pada Anak Balita di desa Buhu Kec.Talagajaya Kab.Gorontalo”. Jurnal Kesehatan dan Nutrisi 3(1):42-51.

Ainsworth, M. S. (1989). Attachments beyond infancy. American Psychologist, 44(4), 709–716. https://doi.org/10.1037/0003-066X.44.4.709.

Megawangi R. (2014). Kelekatan Ibu-Anak “Kunci Membangun Bangsa”. Depok: Indonesia Heritage Foundation (IHF).

Stams, J.M, Juffer, 2002. “Materna Sensitivity, Infant Attachment and Temprament in early childhood Predict in Adjusment in Middle Parents”. Journal of development Phsycology 33(5):806-821.

Ampuni, 2002. “Hubungan antara ekspresi efek ibu dengan kompetensi social anak prasekolah”. Tesis.Yogyakarta: Prodipsikologi Pascasarjana Universitas Gajah Mada.

Ervika, 2015. “Kualitas Kelekatan dan kemampuan berempati pada anak”. Skripsi.

Hasriwiani, 2020. Hubungan Riwayat Pola Menyusui, Usia Penyapihan dan Emotional Bonding terhadap Status Gizi balita. Jurnal Kesehatan 3(2):116-122.




DOI: http://dx.doi.org/10.21927/jnki.2020.8(0).12-14

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia (JNKI) indexed by:

      

Lisensi Creative Commons

  View My Stats